Dalam situasi yang demikian ini, oleh Patotoe menurunkan keturunannya di bumi yang kemudian dikenal dengan Tomanurung (Orang yang turun dari kayangan). Dalam merangkai perjalanannya Bone kemudian muncul sebagai salah satu kerajaan bugis yang cukup disegani . Terlebih ketika dipimpin oleh raja kharismatik Arung Palakka Petta MalampeE Gemme'na. Selain mampu melepaskan sistem perbudakan yang berlaku pada saat itu, Arung Palakka juga berhasil menormalisasikan tali persaudaraan orang-orang Bugis, Makassar melalui sistem perkawinan, setelah perjuangan yang tidak terelakkan dengan Gowa.
Gerakan kemanusiaan yang ditempuh tersebut diakui oleh sejumlah kalangan termasuk sejarawan dan budayawan antara lain, Dr.Mukhlis Paeni dan Prof.Mattulada. Kedua pakar ini menggelarinya sebagai Pahlawan Kemanusiaan. Dan kini setelah 671 tahun patriotisme, heroisme yang berpangkal pada Siri' napesse, kembali digugat. Tanda-tanda kerusakan masyarakat semakin menguat. Perilaku Temmasiri berbuat kezaliman menjadi hal biasa-biasa saja. Padahal dulu hal itu sangat ditentang oleh Arung Palakka. Perang kelompok menyeruak, kesewenang-wenangan bukan lagi hal baru dan pilar moralitas dan etika menjadi barang langka. Apakah kita ingin kembali ke abad 13?